jejak hangatmu, matahari
membias puncak kesadaran
menjadikan sekitar aku
bau bilur membaur ruang dalam hitungan
waktu
hingga...aku tak sempat menghela
untuk sedetik jua
dengan pengapnya ruang pesonamu yang tiada tara
(sekilas melintas asa)
namun aku bahagia, karena sesaat lagi
musim kan berganti
janji pun berbukti
walau kemarau disertai deru debu
sendalu tak terlalu sungkan menyapa tetumbuhan di ladang senja
tempat bercerita para pendulang hujan
sesaat keluh rindu pada setitik mata air
yang memberi nafas pada kehidupan
di langit ada bianglala yang sempat membayang
seperti lembayung tak berjingga
mengitar hangatnya matahari
di pelupuk air mata para pencari hati
detil auramu terlukis sempurna
diikat bingkai pualam
yang tak pernah kumiliki
lekuk pesonamu menebar ke seluruh jagad
lewat tembang kembang keharumanmu
yang aromanya kukenal
jelas berbeda denganku
namun, aku kembali tak siuman
saat kujejaki tujuh malam menggapai cita
(ruang sadarku tertutup)
dalam mimpiku
"kurasa ada janji
yang tak lagi sehangat itu,
kini membakar dusta
lahirkan amarah"
Beginikah...?
pagi ini,.. juga..
pagi-pagi berikutnya
kau sepertinya setia pada waktu
tetap hadir memenuhi rindu
yang membuat ubunku jadi ragu
by: zulkarnain siregar
16 Pebruari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar