Rabu, 13 November 2013


pesan ateh

August 11, 2013 at 12:48am
adat pantun bersandi bunyi
sampiran dirangkai bertauttaut
petuah disusun rangkai padi
alam berhimpun di jamu laut

hendak ke laut bulan purnama
usah dilepas  biduk tertambat
pepatah apa nak diberi nama
buat negeri yang tak dihormat

takzim syair bermuka muka
setali  makna tersusun tanda
mantra dibaca arah samudera
kuasa manusia tiada berguna

pilihan kata mengapa disengaja
biar sodap kata tu kugak dirasa 
andai niat hati ondak berkuasa
usah durhaka pada suarasuara

riuh gelocak melandai pantai
anak laut memungut kepah
banyak sudah bidal teruntai
adab di kata beda di tingkah

bila hendak menulis kata
datanglah awak ke puakpuak
biar gurindam warna india
tetap melayu pembuka tepak 

tanah melayu pusaka lama
dari madagaskar ke andalusia
hilang malu, syahwat berkuasa
jadi pemimpin cuma cobacoba 



tanjungpura - kuala serapuh
9 agustus 2013

Kupat Tahu

November 2, 2013 at 10:05am
Bandung .. kadieu
bumbu kacang ketupat tahu
senyum ayu kemayu
mojang priangan
rasa manis wah..

bukit dago
jajar sandang anak-anak
warung lalaban ampera
rasa belacan sambal pedas 
dingin malam memelasmelas

nada a nada d karindeng towel
suitsuit gelitik janji
jelajah makrifat bambu
kiat colek jemari "w" toel
sewarna akustik lampu pilar 
gedung tua este es i buah batu
geliat warna kembang sepatu
semerbak mewangi setanggi
di taman harmoni 
malammalam kita bertemu

segelas kopi hitam
menemani koar-koar orang rindu
yang telah berpuluh-puluh almanak
di jalan yang akang tempuh
menggeluti hidup yang sungguh-sungguh

kadieu.. karindeng towel
Kang Asep meniup rindu 
merakit bambu jadi pembatas buku
manis...
manis...
rasa pedas, wuih..
warna suara selaras
saat bersua rindu terbalas


Llj 2 Nop 2013
Spesial buat Kang Asep Nata


ujung kabut

November 1, 2013 at 9:32am
pada tiang lampu
sudut bandar
kutuliskan pagi
yang berembun
yang dingin
yang kaku
dibalut lembut kabut
awan basah menyelimut

dari gerai kopi ini
kujemput pagi yang bugil
sedang gigil di ujung kabut
tengah mencumbu burung layanglayang
yang hinggap di telinga hanggar
yang akrab dengan dahandahan pinang
lepas kaca tembus pandang

uap hangat kopi 
memanasi bibir yang kelu
dingin mulai beranjak dari kursi sebelah
sebatang rokok ingin kusulut
tapi ruangruang tertutup berpendingin
tak mampu memaksa aku 

aku pasrah pada lagu pagi
yang membawa dingin pada tiangtiang lampu
tegak tak bergeming
walau burung layanglayang yang dicumbu pagi
selalu mengiring imaji
tentang kastil-kastil yang seksi sensuil
langit yang terasa basah 
dari persetubuhan semu malam tadi
yang menetas keringat dusta
di ujung bandar kaca tembus pandang
kabut menyelimut raut pagi


Llj 01112013

sekeliling 

di selasar kampus

October 29, 2013 at 6:15pm
tiga lelaki muda
berewok dan berambut panjang
mengepang suara dedaun pinang
menjenjang bisikbisik batang
dari langit petang
ke bambubambu suling

sudut selasar turut bersahadat
memurnikan irama 
menyelaras pada falak
dan tarian rumput halaman kampus
dari sisa-sisa siang menipis

Mulut

October 27, 2013 at 11:11pm
mulut memang luar biasa
di dalam biasa-biasa
kalau ke luar berbisa-bisa

dari mulut keluar api
menyakitkan hati 
orang yang harus dilindungi

mestnya saudara menteri
bicara pakai hati
dengan mulut bijak bestari

mulutmu untuk ini negeri
bukan begajul liar penabur benci
setiap detik nyawa anak negeri

kau jaga mulutmu
agar negeri ini tak berdebu
oleh tangan-tangan kasar seperti hantu


Llj
27/10/2013

Vaya con Dios

October 24, 2013 at 10:39pm
....

tak ada cahaya pada langit
sejak senja itu
lelaki kembali ke perburuan
menjejak kesejatian
mencari pengakuan
di jalan-jalan penuh kawat berduri
karungkarung pasir watas teritori
bertaruh untuk sebuah negeri
walau harga diri diuji berkalikali
Tahrir adalah saksi bedil menyanyi
amunisi yang menarinari
genderang perang mengiringi
tarikan nafas urat leher saudara senegeri

Vaya con Dios
Vaya con Dios


bukan...
bukan untuk Kekasih
yang akan pergi meninggalkan ini negeri

tak ada suara azan pada kubah mesjid
sejak senja itu
perempuan kembali memeluk dingin
mencium  bau mesiu
berselimut langit yang berdebu
dan banjir darah saudarasaudari sepupu 

tangis seperti tak bersuara lagi
ratap jadi larik syair Fatima Naoot
melepas anak lelaki memanggang dendam
dalam sekam senapan
seperti patria patria mediterranean
gagah mengawal Nil dan Sahara
untuk atas nama negeri alexandria

Vaya con Dios
Vaya con Dios

bukan...
bukan untuk Kekasih
yang akan pergi meninggalkan ini negeri

....




lentera langit jingga
24 Oktober 2013