Rabu, 04 Desember 2013

Dengan Bahasanya Ia Ingin Bercerita

malam tadi 
ia berbicara lagi
dengan debu
dengan batu
krikil kecil-kecil

ia yang telah lama diam
tegak menjulang 
menyaksikan alam 
dan tingkah kehidupan
diam-diam bersama kabut
berdendang melenggang
ke ubunubun awan

gemuruh genderang irama purba
mengiring lirik gita buana
berkirim tanda di ujung warsa
sinabung ingin bercerita
" aku rindu tanahku subur
lagi, hutanku hijau kembali
mata air bening, sebening
hati. "

debu dan batu-batu itu
menyatu dalam tubuhmu
hujan dan angin itu
rindu aku ingin bertamu

angkara sastra 


seperti langit menumpahkan hujan
hulu sungai mengirim bandang
amarah itu datang dalam diri
perempuan dan lelaki
yang meracuni sendi kesadaran

malam cuma mengirimkan
secuil pikiran:
kematian adalah apologia
bukan racun yang merenggut socrates


eros



karena... 


pena mencinta kata


benih tinta memanah asmara
apa hendak dikata


biarlah kabut menyelimut makna
hujan membasahi kebun
tanda-tanda
mungkin masih ada cempaka
yang tumbuh di sela-sela
kamboja 
mungkin melati hendak bertunas
dekat jendela depan taman
rumah kata

Bongak di Beranda

usai acara penabalan nama
putri kawan rumah tetangga
lapak dibuka suara menjelma
membahana ke langit beranda
rindu pemimpin adil jujur kesatria
setia negara juga cendekia

sayang...
angin malam yang menyeka
dinding pilar-pilar beranda
membawa pikuk suara-suara
melayang-layang ke pucuk mangga
namun malam meninggi kala
lapak ditutup tinggal sayup-sayup suara
walau terdengar rintih kecewa
tapi ...asa sempat bersua di sana

ingin bersamamu


menorehkan perjalanan 
dalam lipatan-lipatan kerinduan:

pagi bersama merak berbulu
lila, angsa-angsa putih dan kalkun ungu yang bijak

kabut tipis di langit
menemani hati yang menjemput embun-embun pada pucuk rerumput 
...
dan sepasang anggora bercanda membuka 
rindu aku padamu, Lia!

emak

pulang aku padamu
ketika elang-elang laut itu
mulai hinggap di dahan bakau

laut tak jadi pasang
angin siang hendak ke seberang
jaring-jaring terbentang
anak cucut bermain di ganggang

rinduku pada ketapang
yang rindang 
rumah bertiang panjang
dekat pangkalan jual ikan
ujung tangkahan

mak...
kutengok anak-anak laut
riang berenang 
hingga ke pancang jermal
disapu gelombang ke pantai
tenang

aku tak pula lupa mak...
samudera luas di sana
seluas kasihmu
riak gelombang prahara
bertukar masa selalu
teduh ketapang depan
rumah itu
seteduh kasihmu

mak...
pulang aku padamu
ketika elang-elang laut itu
mulai hinggap di dahan bakau

aku rindu laut
yang kau arungi kala itu


Lukisan masa

seperti hidup dalam angan
di taman pengharapan
kadang larut dalam buaian kehidupan
kadang surut di sudut
ruang keyakinan
sesaat ia berlari kencang
ada kala ia terduduk kelelahan
masa berkejaran terus
dan terus dalam pikiran 
membuncah pada pengulangan
setelah kelahiran, kehidupan lalu kematian
perjalanan pun terhenti 
di pusaran pesona keindahan
dalam ruang labirin

demi masa
dari setiap jejak yang
menembus jarak:
kau-aku-dia
dari setiap langkah yang
menembus batas:
nama-raga-rasa-suasana
ada tiada ada tiada
yang tampak tak berhingga


04122013
Pojok Kantin Fib

malam tak bimbang

November 21, 2013 at 8:29pm
di dermaga ini
kutambatkan biduk
sebelum petang
walau tadi pasang siang
sempat buat berpaling
tak akan pulang

...

Rabu, 13 November 2013


pesan ateh

August 11, 2013 at 12:48am
adat pantun bersandi bunyi
sampiran dirangkai bertauttaut
petuah disusun rangkai padi
alam berhimpun di jamu laut

hendak ke laut bulan purnama
usah dilepas  biduk tertambat
pepatah apa nak diberi nama
buat negeri yang tak dihormat

takzim syair bermuka muka
setali  makna tersusun tanda
mantra dibaca arah samudera
kuasa manusia tiada berguna

pilihan kata mengapa disengaja
biar sodap kata tu kugak dirasa 
andai niat hati ondak berkuasa
usah durhaka pada suarasuara

riuh gelocak melandai pantai
anak laut memungut kepah
banyak sudah bidal teruntai
adab di kata beda di tingkah

bila hendak menulis kata
datanglah awak ke puakpuak
biar gurindam warna india
tetap melayu pembuka tepak 

tanah melayu pusaka lama
dari madagaskar ke andalusia
hilang malu, syahwat berkuasa
jadi pemimpin cuma cobacoba 



tanjungpura - kuala serapuh
9 agustus 2013

Kupat Tahu

November 2, 2013 at 10:05am
Bandung .. kadieu
bumbu kacang ketupat tahu
senyum ayu kemayu
mojang priangan
rasa manis wah..

bukit dago
jajar sandang anak-anak
warung lalaban ampera
rasa belacan sambal pedas 
dingin malam memelasmelas

nada a nada d karindeng towel
suitsuit gelitik janji
jelajah makrifat bambu
kiat colek jemari "w" toel
sewarna akustik lampu pilar 
gedung tua este es i buah batu
geliat warna kembang sepatu
semerbak mewangi setanggi
di taman harmoni 
malammalam kita bertemu

segelas kopi hitam
menemani koar-koar orang rindu
yang telah berpuluh-puluh almanak
di jalan yang akang tempuh
menggeluti hidup yang sungguh-sungguh

kadieu.. karindeng towel
Kang Asep meniup rindu 
merakit bambu jadi pembatas buku
manis...
manis...
rasa pedas, wuih..
warna suara selaras
saat bersua rindu terbalas


Llj 2 Nop 2013
Spesial buat Kang Asep Nata


ujung kabut

November 1, 2013 at 9:32am
pada tiang lampu
sudut bandar
kutuliskan pagi
yang berembun
yang dingin
yang kaku
dibalut lembut kabut
awan basah menyelimut

dari gerai kopi ini
kujemput pagi yang bugil
sedang gigil di ujung kabut
tengah mencumbu burung layanglayang
yang hinggap di telinga hanggar
yang akrab dengan dahandahan pinang
lepas kaca tembus pandang

uap hangat kopi 
memanasi bibir yang kelu
dingin mulai beranjak dari kursi sebelah
sebatang rokok ingin kusulut
tapi ruangruang tertutup berpendingin
tak mampu memaksa aku 

aku pasrah pada lagu pagi
yang membawa dingin pada tiangtiang lampu
tegak tak bergeming
walau burung layanglayang yang dicumbu pagi
selalu mengiring imaji
tentang kastil-kastil yang seksi sensuil
langit yang terasa basah 
dari persetubuhan semu malam tadi
yang menetas keringat dusta
di ujung bandar kaca tembus pandang
kabut menyelimut raut pagi


Llj 01112013

sekeliling 

di selasar kampus

October 29, 2013 at 6:15pm
tiga lelaki muda
berewok dan berambut panjang
mengepang suara dedaun pinang
menjenjang bisikbisik batang
dari langit petang
ke bambubambu suling

sudut selasar turut bersahadat
memurnikan irama 
menyelaras pada falak
dan tarian rumput halaman kampus
dari sisa-sisa siang menipis