Sabtu, 19 Februari 2011

asa

by Zulkarnain Siregar on Saturday, February 19, 2011 at 3:26pm

masih ada sebait melati

tersimpan di hati

walau taman

tak penuhi

janji

karena kemarau

belum berganti

by ZS

Minggu, 13 Februari 2011

andai saja

by Zulkarnain Siregar on Sunday, February 13, 2011 at 5:46am

kalau malam lekang

kupegang jemari manismu

lalu kukalungkan cincin warisan ibu

nikel putih berbatu zamrud beludru

tak sedikit apa terbayang asa

kau mesti seperti ibu-ibuku dari tanah melayu

hingga pargarutan, yang melahirkan aku dalam ayunan

irama serampang dua belas, kain panjang dan setepak sirih

yang membesarkanku dengan onang-onang setiap malam

jelang aku ke peraduan, dongengkan si sampuraga dan panasnya

air belerang di bawah gunung sibual-buali, dekat surau tua

kalau malam lekang

lagi-lagi kupegang jemari manismu

membayangkan aku mengalungkan cincin warisan ibu

nikel putih berbatu zamrud beludru, dibelinya ketika onan di batang toru

tapi bait-bait tuturmu mirip ibu yang melahirkan aku dari melayu

bersantun dalam pantun berkelakar dari seloka dan berdendang pada gurindam

mirip ibu yang membesarkan aku dari pargarutan

muda gakgak halimponan, muda hunduk dapotan na tartar

namun tiadalah seperti na margonti soluk songon na maridi

lalu pada jemari manismu lukisan ibu mewarnai waktu-waktuku

Sabtu, 12 Februari 2011

malam pun lekang

by Zulkarnain Siregar on Sunday, February 13, 2011 at 6:41am

hening menemanimu

meluruh kata yang tertatih

dalam bayang-bayang rapuh

di atas malam yang menyimpan

sebait pesan

" lalu hati meresap dalam pikiran

mengapa kebebasan mengurung

kedamaian?"

kupanggil malam

dari persembunyiannya

di balik bulan setengah terang

lalu kubalut

dengan tudung panjang

agar pagi tak sempat meradang

amboi...

kata tersipu malu

lalu mencari-cari malam

di ujung waktu,lambat laun tenggelam

dalam rayu bulan setengah temaram

malam pun lekang

by : ZS

Sabtu, 05 Februari 2011

diam bukan janji

by Zulkarnain Siregar on Saturday, February 5, 2011 at 5:14am

diammu

menyimpan pendam

rangkaian pesan yang datang

dari masa depan

pun langit malam bertengger

di tiang-tiang lampu

yang taklagi bercahaya

tertelan larut dalam temaram

ada kaki menerjang carutmarut

sisa-sisa silam yang tegak merasuk

kehidupan bergelimpangan dari peron

hingga selasar jalan, terlukis persis

geliat gelap legam

hingga ke pori-pori

malam,

lalu bangkit terengah-engah pun

hendak memecah dinding angkuh

yang penuh bayang-bayang diri

tinggalkan sisa-sisa mengekang

kerinduan dari balik mimpi-mimpi

yang menawan logika

dan kepedulian

diammu menyimpan pendam

sejuta harapan yang datang

dari masa depan

begitu sebuah pesan

selalu tak terhiraukan

maka hari - hari ini :

diam adalah janji bukan pilihan

diam adalah kemuakan

diam adalah murka

yang menetas

jadi buas

memangsa nurani

dan menelan rasa peduli

hingga hidup penuh basa basi

by : zs