Taman Ber(ingin)
awan putih lembut
membalut langit
di atas taman
sesaat tadi ribuan merpati
menyecah kaki
cium bau tanah basah
dan harum rerumputan
gerimis panjang pun baru usai
membasahi kaki anak lelaki
yang menulis elegi
hari ini melati mekar berseri
ber (ingin) dan trembesi turut bernyanyi
kepak-kepak merpati mengiring tari
taman hijau nan asri
sayang
anak lelaki terus menulis elegi
tentang kota ini
dari tiang-tiang besi yang mengurung hati
gedung-gedung tinggi dan jembatan yang kehilangan jati
anak lelaki menanti janji
di depan taman ber(ingin) ini
ia lalu membasahi hati dengan diksi-diksi
dari merpati, melati, trembesi dan taman bernyanyi
sebelum ia jadi lelaki pemimpi
hingga petang elegi tinggal elegi
sepi... dingin... lalu mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar