sudut yang tak bergaris namun jadi tumpu
samudera bilangan, ukuran manusia mampu
menghitung satu satu noktah cahaya lampu
lalu...
untuk tak memanggil jentera yang padu
dalam figura belantara bianglala yang biru
angka mengalir pada kurun waktu tertentu
sesaat nada lagu jadi sangat tidak merdu
begitu pun.......................
setitik zarah terkena percikan cahaya memancar
membuncah jejak mengisi selasar sebagai tanda
pada hitungan tak terhingga. karena melingkar
untuk tanda setelahnya, amboi kutau itu raga
Lalu...
kuasa manusia ada dimana...................?
pada raga ?
pada angka ?
atau tidak pada apa-apa?
by :zulkarnain siregar
awal Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar