Senin, 26 April 2010

Takkan kulupa jalan menikung di ujung bukit itu

Sayup-sayup terdengar andung ni hasapi yang serasa
memenuhi pagi biru lewat bibir jendela tak berbirama.

Ada kenangan yang membawa aku ke lalu,yang tua
sekali tatkala mengakhiri desember di suatu selasa

sekelumit rupa dan raga ingat leluhur tempat benih disemai
awalnya akar,tunaskan batang jua rindangnya daun menjulai
sekira mampu meneduh hati sesiapa yang memainkan serunai
tuk dendangkan bahagia kembala kerbau bergurau pada murai

Sepertinya....

selalu ada yang kuingat ketika di ujung bukit itu
sudut jalan menikung dipenuhi rimbunan bambu
dengan sebuah rumah kampung tiada berbatu
dan warna-warna kayu yang terasa pekat melulu

di rumah itu benih disemai dengan holong ni roha
untuk rupakan tungku nan tiga, Dalihan Na Tolu
yang lalu ajari aku beradat guna tumbuh adab jiwa
dengan merenda citra kahanggi, mora, anak boru

Kemudian..

ada yang membuat aku mengulang masa lalu
ketika aku mencari makna itu di balik tungku
yang dulu begitu menyatu tahu bersama selalu
untuk mendendangkan amanat Dalihan Na Tolu

Mungkin ....

Itu yang membuat takkan kulupa jalan menikung di ujung bukit itu

tempat aku pernah menitip rindu pada leluhur di rumah tiada berbatu



by : zulkarnain siregar
26 April 2010. huta ni roha

Tidak ada komentar: