lalu eru tak lagi berbisik di telinga senja
sesaat bayu menghilang dari dermaga
tempat menambat biduk tiada berkala
datangi samudera ditingkap rasa
timpang petaka merenda niscaya kata
sempat terdengar desau bayu jelaga
ditimpa ranting waru,melantunkan gita
petang yang datang bersama pasang
merentang padang tiada sesisa pun luput...
di tengah riang anak berdada telanjang
kulukiskan lantunan gita itu pada dinding
langit yang semburat merah menjingga
dipenuhi awan putih yang berarak lekang
di tengah kemilau hati lalu eloklah....
menjaga hujan basahi pucuk ketapang
sepertinya lenting harpa pun terdengar
lembut, mengantar rindu bayu mendedar
lalu selalu menunggu waktu
mengusik keheningan ranting waru
di sepanjang langit berpantai biru
masihkah bayu memancar delapan mata
memindai raga lalu pulihkan semua rasa
yang terluka oleh ratusan kata sia-sia
yang teraniaya oleh cara tak bermuka
kembalilah ke jiwa kala
bukan pada raga dermaga
by: Zulkarnain Siregar
05 05 2010 . 00.20 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar