Selasa, 12 November 2013


percik hujan dekat jendela

September 23, 2013 at 11:17pm
madah puspaku


kau basahi anyelir di taman dekat jendela kamarku, 
ada mawar merah, ada anggrek bulan
turut kuyub oleh ulah nakal airmu 
yang memercikmercik dari batu pancuran kolam kecil sudut itu. 
anak lohan lincah menarinari 
tatkala percikan air membasahi tubuh anyelir, 
membasahi bibir mawar merah   
membasahi kelopak anggrek bulan


kau basahi tanah kering yang terpanggang panas siang.
pohon jambu depan jalan 
yang sempat menguning daundaun di sebagian dahan. 
pun  dinding tembok rumah bagian belakang.
percikmu menarinari di celah tambunnya awan hitam, 
langit kelam seperti malammalam tak berbintang
gordyn kamar seperti menghindar 
sebab lincah percikmu terus menggoda 
biar kau dapat mengintaiku dari jendela. 
sesaat itu rindu kusimpan di bawah bantal


tapi...
memang hujan memendam harapan
anyelir di taman dekat jendela kamar 
seakan ingin merayu malam agar hujan tak pulang.
harum mawar merah pun menarinari di sekujur hujan,
mencumbu, merangkul pinggang
menggoda hujan agar menginap semalam di taman.
anggrek bulan memamer jemari lentik
pada hujan yang tersenyum. 
setiap tatapan lalu dimakna hujan 
terbersit rindu yang teramat dalam 

sayang...
malam ini hujan terpaksa pulang. 
walau esok anyelir, mawar merah, anggrek bulan 
sungguh menyimpan rindu dibalik makna kehadiran
: selamat tinggal. selamat malam


23 September 2013
terinpirasi dari Taman Key Virginia Woolf

Tidak ada komentar: