goreng ubi, hujan dan unggun
Makin..makin larut saja malam
dingin merambat kaki langit
untung ada unggun secangkir kopi
asap kayu bakar syair bimbo
hujan seperti tak ingin beranjak
menemani kawan andes, armada,
tondang, udin, iwan, ahay , yetno
di teduhan cakruk dua kali tiga
duduk pun sering berpindah
asap kayu bakar di depan kadang menari
dibawa angin malam. malam lebaran
takbir mengumandang ke langit
sayupsayup dalam tubuh pohon yang kuyub
menanti malam malam
kopi hangat mengalir ke tenggorok
goreng ubi di penggorengan
nyala unggun dan cakapcakap
sebab esok hati siapa yang tahutahu
prosesi penyembelihan jadi kesadaran
persaudaraan adalah matahari pagi
yang membakar dedaunan jadi makanan
Lentera langit jingga
15 Oktober 3013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar