Zulkarnain Siregar (Oppungleladjingga)

Sajak bebas, Syair dan Pantun

Selasa, 12 November 2013


adaada saja


menulis malam tanpa 
rembulan
panglima talam
berubah haluan
Diposting oleh zulkarnain siregar/lentera bias jingga/lentera langit jingga di 08.28.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Jejak Waktu

  • oretan yang terserak

ketika berproses

  • ►  2010 (124)
    • ►  Maret (24)
    • ►  April (13)
    • ►  Mei (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Agustus (21)
    • ►  September (8)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  November (8)
    • ►  Desember (13)
  • ►  2011 (71)
    • ►  Januari (10)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Maret (15)
    • ►  April (7)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  November (7)
    • ►  Desember (8)
  • ►  2012 (75)
    • ►  Januari (5)
    • ►  Juli (30)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  September (19)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Desember (5)
  • ▼  2013 (143)
    • ►  Januari (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  April (22)
    • ►  Mei (21)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Juli (32)
    • ▼  November (43)
      • seperti wangi kembang itumalam yang kutulisdalam c...
      • perawan tertawan kasih perempuan tawan ......
      • facebook tak usah serius membacastatus sebab tak...
      • adaada saja menulis malam tanpa  rembulan ...
      • Pancasila sebuah rumah yang berdiri di tanah...
      • tik..tik...gelitik kalau kritik mau membesar...
      • mata kuda filsafat kacamata; dipakai mengukur apa 
      • mimpi tebar benih- benih asa siapa tahu  ...
      • sepi yang diam Din... Malam ini Lukamu Ku...
      • tidurlah malam bulan sabit  masih saja di l...
      • kata orangorang berenang sudah mulai ke tengah....
      • surat merah November 1, 2013 at 4:15pm
      • banjir datang biarlah banjir datang jalanja...
      • bukan moyangmu asal kau ingat negeri ini bu...
      • dompet bikin pesong October 12, 2013 at 11:...
      • dinding berjiwa penapena tua mulai bertinta ...
      • Preeet.. Genderang korupsi  ditabuh tinggi...
      • stanza cinta Biarlah hujan berdansa Larut d...
      • bawa aku pulang hening terasa halimun malam...
      • malam seribu impian July 26, 2013 at 5:04pm
      • ketika pintu terbuka... July 15, 2013 at 2:...
      • pinangsori July 31, 2013 at 11:22pm
      • semio_tik July 28, 2013 at 11:35am
      • pesan ateh August 11, 2013 at 12:48am
      • mesin mesir August 23, 2013 at 10:56pm
      • alay ahay... September 16, 2013 at 10:16pm
      • penyihir yang menyair September 18, 2013 at...
      • percik hujan dekat jendela September 23, 20...
      • sajak sexy September 26, 2013 at 10:57am
      • penyair yang menyihir September 20, 2013 a...
      • hati October 1, 2013 at 6:45pm
      • hujan menggenang jalanjalan kota October 4,...
      • hujan menggenang jalanjalan kota October 4,...
      • langit bernanah October 11, 2013 at 1:48am
      • goreng ubi, hujan dan unggun October 15, 2...
      • sepetik malam October 19, 2013 at 10:39pm
      • lekak lekuk October 22, 2013 at 2:03pm
      • Vaya con Dios October 24, 2013 at 10:39pm
      • Mulut October 27, 2013 at 11:11pm
      • di selasar kampus October 29, 2013 at 6:15pm
      • ujung kabut November 1, 2013 at 9:32am
      • Kupat Tahu November 2, 2013 at 10:05am
      • pesan ateh August 11, 2013 at 12:48am
    • ►  Desember (9)
  • ►  2014 (41)
    • ►  April (35)
    • ►  Agustus (6)
  • ►  2015 (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (1)
    • ►  Oktober (1)

yang kupikirkan

Foto saya
zulkarnain siregar/lentera bias jingga/lentera langit jingga
Entah itu sajak, puisi atau pantun dan apalah namanya, bagiku dia adalah "sungai" yang setia membawa biduk kata-kata mengalir ke muara makna yang serba suasana. "Sungai" yang lebar, tenang dan bening mengalir dari hulu suara-suara yang menyulam kata, menjadi larik di tepian rasa serta menjadi bait di hilir amanat yang terjaga. Tampak ikan-ikan bermain di dasar, pun ganggang hijau yang merawatnya dari keserakahan tuba dan bubu para pencari jurung dan siput hitam ketika kelam malam pun tiba. Biduk kata, ia pun membawa episode peristiwa dengan pelbagai cerita tabiat manusia dan perjalanan kehidupan. Kata pun tak hanya kata, tetapi ada rasa, ada masa, ada jiwa, ada raga melarut (kadang) melaut rupa bak ungkapan. Apakah lelah di perjalanan, letih menghela kerja, lalai merangkai peka, luka karena kata? Ia ternyata mampu menggugah hasrat tetap ada dalam suasana apa dan bagaimana juga. artinya hidup menjadi ada dan berarti, (mungkin) buat sesuatu yang masih berguna
Lihat profil lengkapku
sudut tepak berinai. Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.