by Zulkarnain Siregar on Wednesday, August 11, 2010 at 5:42am
buat Mja Nashir
dengan menyandang ransel
dan tustel yang selalu di tangan
kau abadikan momen penting
ziarah kita pada alam sekitar
dalam perjalanan di atas motor
besar kita berdua yang entah
berapa jam itu saat matahari
sepertiga miring ke penggalan
barat,
lalu dengan sengatan matahari
yang memerah dan membakar
sekujur wajah,pula sejenak
ingatan dapat abai utama
dengan berita-berita besar
memilu dan menyembilu rasa
anak-anak negeri yang terlunta
di setiap persimpaangan jalan
ceria itu tak tertampik saat
mengintai view yang unik-unik
dan berisi spirit komunal
kemudian direkam dalam bingkai
kehidupan yang seimbang
ada kisah tentang jalan
ada cerita tentang jembatan
ada legenda tentang bangunan
juga ada kemuakan tentang tatakota
yang seragam kehilangan nilai spirit
mungkin tustel itu akan bercerita
pada siapa-siapa tentang riwayat
para pembual kota
walau perjalanan masih tertunda
by:zs dalam rute teriknya mentari
petang dalam ziarah alam
menyambut 1 ramadhan 1431 h
dengan menyandang ransel
dan tustel yang selalu di tangan
kau abadikan momen penting
ziarah kita pada alam sekitar
dalam perjalanan di atas motor
besar kita berdua yang entah
berapa jam itu saat matahari
sepertiga miring ke penggalan
barat,
lalu dengan sengatan matahari
yang memerah dan membakar
sekujur wajah,pula sejenak
ingatan dapat abai utama
dengan berita-berita besar
memilu dan menyembilu rasa
anak-anak negeri yang terlunta
di setiap persimpaangan jalan
ceria itu tak tertampik saat
mengintai view yang unik-unik
dan berisi spirit komunal
kemudian direkam dalam bingkai
kehidupan yang seimbang
ada kisah tentang jalan
ada cerita tentang jembatan
ada legenda tentang bangunan
juga ada kemuakan tentang tatakota
yang seragam kehilangan nilai spirit
mungkin tustel itu akan bercerita
pada siapa-siapa tentang riwayat
para pembual kota
walau perjalanan masih tertunda
by:zs dalam rute teriknya mentari
petang dalam ziarah alam
menyambut 1 ramadhan 1431 h
Tidak ada komentar:
Posting Komentar