Selasa, 06 Juli 2010

sepercik air di bibir dedaun

ada sepercik air di bibir dedaun
dekat sisi putik flamboyan
yang menitik bening entah
dari mana..walau aras tak
memendam awan di jenggala
ketika petang itu di ufuk
barat terlihat jendela langit
memerah jingga hampir sepertiga
lalu, ada mentari yang secuil
ingin memejamkan mata
di balik mega putih yang berarak
sembari berhasrat menyelimutinya
dalam kelambu peraduan senja

serasa tangan ingin menyentuh
butir-butir bening yang berkilau
itu hingga ke hulu putik berbias
yang meneguh cermin pada wajah
sesiapa yang menatapnya. namun
ada jiwa yang mencegah raga di
bentara masa sebelum air menerpa
dedaun di pucuk-pucuk flamboyan.

kuhampiri jiwa-jiwa yang kering
di pusar taman, lunglai tak terberi
beningnya percikan air di sudut petang
yang memerah jingga ketika mentari
ingin lelap, mencari peraduan senja

lalu, kucoba meniris butir demi
butir air tuk berbagi pada puspa
penghuni taman yang telah lama
di tinggal pergi para penjaga hati
karena rindu pun hampir telah tiada
dalam ratapan waktu karena kalbu
tak lagi mampu jadi taman beraneka
puspa guna menjaga jiwa dan raga


by:Zulkarnain Siregar
Petang di Taman Hati
6 Juli 2010

Tidak ada komentar: