Minggu, 23 Mei 2010

Masihkah Sebuah Kota, Tanya Makna

bermula asa dalam rajutan cita disemai taman
sediakala siapa saja datang menyaksikan rona
ada beragam warna : latar, laku juga suasana
tanggalkan statuta dalam debat-debat tanda

banyak gramatika yang selalu ditata tanpa jeda
ternyata tak membuat manusia kota mengenal
rupa, mulai pagi buta hingga senja tak menyapa
sebab kerja-kerja yang selalu meniada manusia

lalu kota, dihuni para pemilik kartel kasta harta
yang tak mau mengerti pada renesance budaya
yang tergerus terus dari tanggung jawab warga
sebab apa, rindu menyapa warga tak pernah ada

lihatlah taman-taman kita, tempat menjaja kerja
yang tak memberi aneka rona, mungkin juga tiada
makna tuk menjaga warna yang tumbuh berbeda
sebab, rindu taman tak selalu ada di wajah kota

lalu, kita tergesa-gesa suka bertutur cerita durhaka
bahwa kota sudah menjadi milik warga megapolita
dengan dinding batu yang tak berhingga tetangga
tanpa ada tanda-tanda tempat menghela waktu tersisa

kemudian, masihkah kota menjadi sentra cendekia
sebuah tanda yang memuat makna inspirasi warga?


ya..mari menduga rupa ............. lalu nantikan karsa


by : zulkarnain siregar
warga kota, 24 Mei 2010

Tidak ada komentar: