Sabtu, 06 November 2010

kemana harus menepi

by Zulkarnain Siregar on Saturday, November 6, 2010 at 4:58pm

seperti malam ini

gegas aku becermin lagi

mencari ranting-ranting kata

yang terserak di wasior karena

terjangan bandang tiada kepalang

meradang tak terhalang, menghilang

lamat-lamat lelap ditelan pandang

hingga gelap tanpa kunang-kunang

pekat malam membentang

ingin ku berdiang dengan ranting kata

yang kupungut dari setiap petaka

sepanjang ingatan masih terjaga,

tetap tak berubah, seperti itu adanya

kalah tak berdaya dari sebuah

peristiwa

sebab itu

kembaraku dingin tak bertepi

sedingin bangkai hati yang terlempar dari diri,

hanyut diterkam tsunami sejak dini hari

tiada satu pun yang mengerti

lantakkan segenap mentawai

seisi tanpa pernah diwanti-wanti

hm.......bau anyir kian menusuk ke sumsum sendi

bukan karena tragedi yang bertubu-tubi,

pun bukan karena janji tak ditepati

atau bukan karena negeri mati suri

tapi abai penghormatan manusiawi

hingga nyawa tak begitu berarti

buat negeri pernah penuh pekerti

lalu jadikan malam-malam hening,

tangisi sepi tak henti-henti,

hingga merapi pun

ingin menjemput

seluruh saksi

bisu tadi

kemana harus menepi

zulkarnain siregar

05 Nopember 2010

Tidak ada komentar: