seperti malam ini
gegas aku becermin lagi
mencari ranting-ranting kata
yang terserak di wasior karena
terjangan bandang tiada kepalang
meradang tak terhalang, menghilang
lamat-lamat lelap ditelan pandang
hingga gelap tanpa kunang-kunang
pekat malam membentang
ingin ku berdiang dengan ranting kata
yang kupungut dari setiap petaka
sepanjang ingatan masih terjaga,
tetap tak berubah, seperti itu adanya
kalah tak berdaya dari sebuah
peristiwa
sebab itu
kembaraku dingin tak bertepi
sedingin bangkai hati yang terlempar dari diri,
hanyut diterkam tsunami sejak dini hari
tiada satu pun yang mengerti
lantakkan segenap mentawai
seisi tanpa pernah diwanti-wanti
hm.......bau anyir kian menusuk ke sumsum sendi
bukan karena tragedi yang bertubu-tubi,
pun bukan karena janji tak ditepati
atau bukan karena negeri mati suri
tapi abai penghormatan manusiawi
hingga nyawa tak begitu berarti
buat negeri pernah penuh pekerti
lalu jadikan malam-malam hening,
tangisi sepi tak henti-henti,
hingga merapi pun
ingin menjemput
seluruh saksi
bisu tadi
kemana harus menepi
zulkarnain siregar
05 Nopember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar