Kamis, 04 November 2010

dendang ombak

by Zulkarnain Siregar on Thursday, November 4, 2010 at 4:59pm

angin laut bawakan biduk

melaju di dendang ombak

arungi petang merangkak

hingga dermaga berjejak

pun sempat kukecup deru angin yang ingatkan aku pada seorang gadis belia putri melayu jelata

bersahaja, bukan keturunan raja, pandai berpantun dan merawat kata agar hati sesiapa tak jadi

cela.konon rayu tak memilih sesiapa untuk menyapa lewat helai-helai kata yang mengalun lembut

dari bibir angin laut di sepanjang petang jelang malam.

pun sempat kuhela dendang ombak yang membawa biduk hingga dermaga, tatkala senja ingin sua

terbayang di benak segala laku yang memesona kala belia tersenyum seadanya tanpa direka-reka

raga siapa yang tak menanti nyana? ia berbaju kurung dan berselendang rupa tanpa polesan warna

kayak menyala-nyala diantara gadis putri melayu sama jelata.

pun kusampaikan pada laut yang menghadang setiap jengkal rinduku tentang harum rambutmu yang

hitam panjang sebahu dari haluan biduk ini sebelum angin membawaku ke tepi. sebelum biduk merapat

ke dermaga. lalu kutuliskan juga puisi seadanya pada sekuntum seroja yang pernah kau letakkan dekat

jambangan di meja kamar kita berdua. saat kau inginkan agar setiap kata jadi bermakna.

lalu biduk merapat ke dermaga

menambat tali pada penyangga

membuka helai demi helai cerita

jalin makna melayu tak berkasta

itu awal bahasa cerminan bangsa

by : zulkarnain siregar

awal nopember 2010

buat siape saja ingin menyape

Tidak ada komentar: