Selasa, 09 November 2010

jendela malam

by Zulkarnain Siregar on Tuesday, November 9, 2010 at 12:27pm
Your changes have been saved.

ada perempuan pencari wajah

berdiri dekat tiang depan beranda

tak seperti malam-malam sebelumnya

duduk bersama sambil bercengkrama

di antara para lelaki separo baya

diam-diam lalu memotret isi malam

yang tak begitu menyisakan rintik

hujan untuk mereda agak sejenak

biar waktu mencari-cari wajah

para lelaki yang dinanti datang

di sudut meja sayap kanan

vendor kopi tiam itu

tepat 20.30

siapa yang mengirim ia pada jendela

malam yang ditemani hujan rintik

membasahi jalan aspal hitam di sana

walau sakwa berkelebat entah apa

prasangka di kepala tatkala kamera

menuju sasar wajah siapa lelaki

pemimpi yang tiba dari surga

penakluk inspirasi kata-kata

seketika itu juga

tak dinyana mata tajam

menyala penuh tanda tanya

lantas berkata :

"entah gerangan apa?"

mungkin hujan menitipkan ia untuk

menghitung-hitung tanda petang itu

lewat lelaki paling sudut di meja kedua

jadikan tempat ia memulai cerita

tentang romantika warisan sejarah

yang jadi ornamen kota

yang tersisa dari masa lalu

dalam kenangan penuh makna

tak selalu tertera pada kamera

pencari wajah

walau blitz itu menyala-nyala

ia takkan menyapa-apa

siapa lelaki di kamera merah

yang diambilnya baru saja

karena cuma imaji belaka

lelaki itu bukan yang dicari

lelaki itu tak juga pemilik wajah

namun ia begitu percaya

ia lelaki yang menuliskan

tentang perempuan pencari wajah

dengan kamera handphone berwarna merah

dari setiap kata, pada jejak malam bermakna

melalui sajak sedikit bercerita

dinihari 02.35 WIB, 10 Nopember 2010

di buat oleh : zulkarnain siregar

Tidak ada komentar: