angin lelah lalu cakar aku
dari celah mangrove puih piuh
merumbai di pesisir kampung
istana lama hulu Riau,
Jejakkaki menghentak titi kayu
Jalan setapak dan bau rumput
yang menggoda lantunkan
.rampak melayu tua di bekas
reruntuhan istana lama sultan
di hulu sungai kampung rebah
guratkan jejak di ujung rawa
lalu aku meracau bercumbu bakau
cemburu pada elang sambar
anak belanak dalam cengkram
kaki telanjang lalu terbang riang
tinggalkan rampak laut dipusar air
lalu riaknya berkerut-kerut di susur
sungai laluan sampan nelayan
menunggu jingga mewarna senja
mabuk aku pada laut yang membentang
juta khayali ditangkup rayu pulau-pulau
kata yang menyecahkan lidah makna pada
jilatan air jadikan api sukma membara membakar
jentera yang mengepul di atas singapura
lalu aku siuman
sebelum jingga memupus senja
di ufuk cahaya barat sana
jadikan laut sebagai tinta
menuliskan kisah melayu lama
yang tak habis-habis digerus usia
dalam gurindam sejuta rupa
dan pulangkan aku pada laut
yang selalu mengasuh keluh
jadikan teguh
by: zulkarnain siregar
catatan kenangan tanjungpinang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar