pusara seni
dalam gumamnya
ia menikam langit
dari teriak ambisi dan dengki
agar semburat merah memecah
lalu mengalir dalam buncah nanah
para lelaki tertawa di padang ziarah
menyaksi tubuh-tubuh seni terbujur
tanpa nyawa, tanpa suara, tanpa siapa-siapa
dalam bangkai busuk menusuk
sebab belati kuasa
telah menikamnya berkali-kali
hingga ia mati
lalu ditinggal pergi
dalam gumamnya
ia menikam langit
dari teriak ambisi dan dengki
agar semburat merah memecah
lalu mengalir dalam buncah nanah
para lelaki tertawa di padang ziarah
menyaksi tubuh-tubuh seni terbujur
tanpa nyawa, tanpa suara, tanpa siapa-siapa
dalam bangkai busuk menusuk
sebab belati kuasa
telah menikamnya berkali-kali
hingga ia mati
lalu ditinggal pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar