lagi-lagi darah jadi tanah legenda
para jelata yang hilang dari peta
punggawa pun raja-raja berhati singa
mengapa cuma demikian kita adanya?
lagi-lagi senjata merangsek manusia
para jelata yang mesti dilindungi negara
dari pendusta yang suka bermain mata
mengapa sampai demikian kelakuan kita ?
biarkan airmata mengaliri bumi semesta
dalam bejana tembaga di ruang altar
punggawa pun raja-raja berhati singa
siapa yang ingin meminum darah saudara
dari sengketa tanah yang tak kunjung reda
tirai kemelut bangsa, mahir menyalib fakta
cuma begitukah cara-cara di ubun-ubun kita?
kemana janji terucap tiap memulai upacara
kita titah di bangku sekolah hingga sarjana
jadi apa manusia bila nyawa tak lagi berharga
ibarat bahasa tak lagi menunjukkan bangsa
biang petaka negeri warisan amuk angkara
ingkar janji dari sila ke sila yang ada di kepala
bersimaharajalela tangan-tangan penuh darah
bagaimana rupa, bila kesewenangan pilihan cara
andai mufakat tak lagi mengena untuk menjaga
siapa juga takkan tega menyimpan luka kata-kata
lalu untuk apa pula berpura-pura bukan durjana
lalu berhenti menjadi manusia bila tak dengan senjata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar