malam ini ia tiba-tiba
menggelora dalam dada
malam kedelapan puasa
bulan di atas sana tadarus
jam dinding pun kian mengecil
tergantung di sudut mimbar langgar
yang pernah hadir dalam nadi ingatan
lalu aku bersimpuh pada sajadah langit asa
di tengah tengah ruang hening para pewirid
kalamullah, ia penuh suka mendendang tajwid
hilir mudik irama lembut mengalun dari mulut-mulut
wangi kasturi para belia lalu berseru ingatkan aku ketika itu
tak sedikit rupa pun tampak mata-mata para pembaca ayat
lelap lalu terkantuk oleh hunian malam membalut symphoni
ramadhan menyanyikan raut demi raut dan meninggikan
ritus bacaan ayat ilahi lewat harum malam menyembul dari
bubungan rumah-rumah beratap rumbia dan lampu sentir
memecah gelap dari hulu ke hilir yang kian di ufuk-ufuk dini
ketika
jiwa bertanya pada diri
" maukah kemari me
negur hati yang dulu sempat membatu
lalu pergi menjauh dari-Mu?"
sebab petaka kepura-puraan
sebab bencana pengingkaran
bathin dalam bayang-bayang zahir
by : zulkarnain siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar