anak-anak kampung bermain di beranda rumah
tak berpagar
kemerlap cahaya obor berpancang-pancang
tiada ubah
seperti lingkar yang memagar-magar lailatul qadar
serambi penuh lilin dan kerlip bunga api menggantung di dahan jambu
bulan terlihat lancip semburat mengerdip bintang-bintang mengintip dari
ranting pohon tua sebelah utara kampung tetangga
sesekali sayup dentuman suara meriam betung bersahut-sahutan
mengiring malam yang kian kelam ditemani rembulan nan temaram
dari kampung sebelah berbatas ladang jagung dan rumpun betung
desah suara petasan dari pecahan mesiu korek api dan pentil buah jambu
tak enggan turut ruwatan jenguk datangnya malam-malam seribu bulan
jalan-jalan setapak di ujung kampung jejali anak-anak telanjang kaki,
sambil bermain umpyang
ada yang bersenda gurau, berlari alip cendong manakala tarawih usai
riuh-rendah gembira membayang
malam-malam di ujung puasa lepas segala anak-anak pada tawa dan canda
tinggalkan lelah siang tunda makan pun minum seumpama hidup sang papa
anak-anak malam selikur ada di batas ladang jagung dan rumpun betung
by : zulkarnain siregar
kampung kuala, langkat
september 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar