kukejar kau berhari-hari
tak kunjung sampai
hingga peluh berbutir-butir
melumuri setiap sendi
terasa bau asin kemarau
panjang yang kau kirim
dalam catatan harianmu
lewat terik matahari tinggi
derajat kelembabanmu
lalu sempatkan aku istirah
aku tengadah ke langit
menanti janji membasahi
padi-padi petani seusai
panen raya dimana-mana
barang mampir sejenak
pun kau tak hendak
walau sesekali sayup kudengar
isyaratmu dalam telangkai
tiga halilintar di sudut langit
malam yang membawa mendung
bersabung-sabung
ooo hujan datanglah padaku
agar pohon-pohon segar kembali
bumi lalu basah dan pupuskan debu
yang hinggap di setiap kening-kening
ranting yang rapuh dan dedaunan
sepanjang jalan.
malam pun berhias
menanti tarian hujan
yang gemulai di atas
kereta api malam
aku tertegun pada hujan yang datang
tik...tik...tik...hanya rintik-rintik
walau itu cuma lamunan
By : Zulkarnain Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar