Selasa, 10 Januari 2012

rindu berpeluh waktu

by Lentera Bias Jingga on Tuesday, January 10, 2012 at 9:36pm

tinggal sesanting cerutu di jari lelaki itu

ia melukis tragedi tarung di kanvas sisa

tentang selingkuh bulan pada matahari

yang terus menggerus waktu ke ubun

sepi liar meluka seluruh malam maqam

dalam nisan tak tertoreh hari kelahiran

di bawah kamboja putih yang meluruh

pusara arakan awan hitam menggumpal

langit diam terbujur di atas tiang lampu

bulan terus merintih digelut awan hitam

hidup tak lagi berwarna tak bermakna

dari senja yang menyisakan nestapa

dalam ruang batin luka asa menganga

semua lalu biasa-biasa, tak apa-apa

ia melukis rasa entah dibawa kemana

walau kuas tak kuasa uraikan gelora

jiwa yang hilang ditelan gundah gulana

hingga kanvas terus mewarna tak bersisa

hitam pekat menggurat risau matahari

tentang lelaki ditelan malam berpeluh

dalam liang-liang terperi habis mati hari

mengapa pagi pergi ketika seorang diri

sebelum bulan mendaki warna pelangi

biarlah hari meminang rindu jadi benci

tanpa sebait janji yang sempat dinanti

sebab lelaki tak akan pergi kesekian kali

untuk matahari yang hadir setiap pagi

oleh : lentera bias jingga

pesona dusta dalam liang-liang tak berhingga

Tidak ada komentar: