by Zulkarnain Siregar on Thursday, October 13, 2011 at 12:50pm
hendak kemana-mana
luas tanah kaupagar
mengurung diri dalam
serakah dan ketamakan
hak ulayat pun tinggal
dalam catatan sengketa
terus berkepanjangan
hendak bagaimana jua
lapang tanah kautanam
mengiring diri dalam
kebencian orang habis
ladang hingga hilang
lahan air dari kehidupan
lalu hilir tinggal gersang
meregang semua harapan
tak terbayang bencana
datang selalu dibelakang
balik ke asal tanah awal
lahir dikandung badan
jadi ladang belantara
tak bertuan berhutan
hilang pesan di badan
menuju akhir haribaan
sela-sela petak tanah
satu kali dua yang span
menyimpan tubuh kaku
dalam dingin merasuk
kembali ke janji waktu
yang terus jadi ingatan
by : Zulkarnain Siregas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar