Buat : Eppie Refiandi, Irfansyah Nasution, Ila Hawa (Mila)
malam merayap lambat mencari isi
bau pengap siang terasa merasuki
seluruh ubun-ubun kota yang padat
tetasi peluh anyir dari ketiak langit
pun antre asap biar tak cemar rasa
lega, hasrat tetirah raga sela digoda
walau ada orkestra diam kepit awan
taut lalu hendak bercumbu bilur bulan
kereta tanjak dipacu tembus tirai hujan
renggang mereda di selasar tanggerang
ada rupai saba dedahkan suka rupawan
menanti jalan lapang buka rasa senang
senyum malam pun terkembang perlahan
mewangi pucuk -pucuk pinang pematang
pembatas gerbang sepanjang jiwa tautan
sebelum bintang berganti kunang-kunang
entah mengapa bulan sembunyi dibalik awan
hingga raut indah tersamar tak jua menawan
bagi penjaga malam, andai ada segurat elegi
menutup hati rawan,mengapa pagi tak dinanti
setelah bulan meninggi, awan tak menari-nari
de latinos @brazilianos bukan sekadar simfoni
tapi adalah rupa yang mengilhami perempuan
jaga kesetaraan saat bulan jatuh di pelataran
mengapa abai pada hati yang pernah rupawan
bahwa persahabatan adalah jendela kebaikan
tempat semua asa kemanusiaan berkembang
dari : sajak tiga Octave + satu Terzina
By : Zulkarnain Siregar
De Latinos @ Brazilianos - Bulan di Cafe 56
Tanggerang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar