Sabtu, 25 September 2010

ajarilah aku bunga atau kata, bukan senjata

by Zulkarnain Siregar on Sunday, September 26, 2010 at 12:57pm

ada yang tersisa ketika

lelaki bercerutu itu usai

bercakap-cakap tentang

luka yang menyobek dada

para pewari luhur bijaksana

di tengah kerumunan rupa

para pecandu nyawa yang

terus ingin memusnah apa

saja yang menghadang rasa

lalu muntahkan kebencian

pada setiap penjuru jendela

agar cerita seperti ada saja

yang tak sesuai kata. jalan

jalan menjadi biang kerok

carut marut nafsu kuasa

para peneguk darah saudara

yang tak pernah tahu apa-apa

oleh tingkah para pendusta

bangsa yang gagah hanya

karena senjata.

padahal masih ada kata seindah

bunga yang dapat menyejuk rasa

mengganti duka dalam semesta

derita yang terus melanda bangsa

mengapa tak tafakkur sementara

agar aura dan benci membara reda

tak lagi menumpah darah sia-sia

di tengah pusara leluhur manusia

Lalu, bunga-bunga berguguran

hutan mengering dan gersang

tanaman di ladang jadi layu

sawah-sawah tak lagi menguning

hewan-hewan meliar keluar kandang

kota tak dialiri air dan sumber pangan

bangsa padam , negara karam

sebab bunga tak disemai di taman

kata tak berkembang cemerlang

dalam hati kepala anak-anak periang

di rumah-rumah, tempat kasih direntang

konon,di luar sana .......

senjata jadi perewang nafsu kekerasan

tuk selesaikan setiap jengkal persoalan

menangmenanglah senjata tanpa kata

di setiap jendela luka siapa saja, pergi

tinggalkan adab manusia dengan bunga

yang mampu membuka mata hati buta

by: Zulkarnain Siregar

September, 26/2010

duka bertakhta di jiwa

Tidak ada komentar: