Rabu, 02 Juni 2010

Merindu Rumpun Menjadi Rimbun

Menyusuri jejak di belantara, waktu mencari umbu

dalam benih lalu yang sedari dulu tak jua jemu-jemu

dari sepanjang pinggiran batang, di bambu-bambu

di suku hulu, dimana melayu ku itu ketika ada hindu?


di pinggiran alur batang natal, ada sakai yang ke kubu

hidup berbiak dalam logat melayu tua, lalu diam di suku

hulu yang berjejal di sepanjang waktu dengan berburu

mencari batu tuk diadu agar hasilkan api berdiang kaku


lalu, menjalin bambu-bambu itu menjadi bubu tuk berburu

di labuhan ajung. tak jua temu, kemana rumbia-rumbia lalu

menjalar hingga ke hulu tinggalkan melayu, merantau malu

karena sumatera dahulu adalah melayu yang meramu Aru


begitu jemu ketika aru dimakan waktu melayupun berlalu

tinggalkan zaman batu tempat merumpun rimbun bambu

mengapa malu jikalau melulu kita tak selalu mau bersatu

dalam tungku-tungku para datu yang terbuat dari batu


kemana melayu ku itu ketika ada hindu ? tak sempat lalu

di pematang janji dengan genderang kalbu yang bertalu

merindu rumpun menjadi rimbun, lalu melayu serumpun

mau melagak nak memecah ragu yang selalu mengganggu


lalu merindu aku pada rumpun menjadi rimbun, melayu ku

itu ada di suku-suku dalam, labuh di samang,hulu dan kubu

yang pintar bercocok tanam, merajut jala dan mengukir batu

di tengah-tengah megalitikum baru yang di poles dengan pilu



kemana harus merindu rumpun menjadi rimbun melayuku itu?



By:Zulkarnain Siregar
dari catatan sumatera timur
serumpun menjadi rimbun
dua juni 2010

Tidak ada komentar: