Zulkarnain Siregar (Oppungleladjingga)

Sajak bebas, Syair dan Pantun

Rabu, 04 Desember 2013



eros



karena... 


pena mencinta kata


benih tinta memanah asmara
Diposting oleh zulkarnain siregar/lentera bias jingga/lentera langit jingga di 18.32.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Jejak Waktu

  • oretan yang terserak

ketika berproses

  • ►  2010 (124)
    • ►  Maret (24)
    • ►  April (13)
    • ►  Mei (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Agustus (21)
    • ►  September (8)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  November (8)
    • ►  Desember (13)
  • ►  2011 (71)
    • ►  Januari (10)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Maret (15)
    • ►  April (7)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  November (7)
    • ►  Desember (8)
  • ►  2012 (75)
    • ►  Januari (5)
    • ►  Juli (30)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  September (19)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Desember (5)
  • ▼  2013 (143)
    • ►  Januari (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  April (22)
    • ►  Mei (21)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Juli (32)
    • ►  November (43)
    • ▼  Desember (9)
      • malam tak bimbang November 21, 2013 at 8:29...
      • Lukisan masa seperti hidup dalam angan di ta...
      • emak pulang aku padamu ketika elang-ela...
      • ingin bersamamu menorehkan perjalanan  dala...
      • Bongak di Beranda usai acara penabalan nama ...
      • apa hendak dikata biarlah kabut menyelimut ma...
      • eros karena... 
      • angkara sastra  seperti langit menumpahkan h...
      • Dengan Bahasanya Ia Ingin Bercerita malam tadi  ...
  • ►  2014 (41)
    • ►  April (35)
    • ►  Agustus (6)
  • ►  2015 (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (1)
    • ►  Oktober (1)

yang kupikirkan

Foto saya
zulkarnain siregar/lentera bias jingga/lentera langit jingga
Entah itu sajak, puisi atau pantun dan apalah namanya, bagiku dia adalah "sungai" yang setia membawa biduk kata-kata mengalir ke muara makna yang serba suasana. "Sungai" yang lebar, tenang dan bening mengalir dari hulu suara-suara yang menyulam kata, menjadi larik di tepian rasa serta menjadi bait di hilir amanat yang terjaga. Tampak ikan-ikan bermain di dasar, pun ganggang hijau yang merawatnya dari keserakahan tuba dan bubu para pencari jurung dan siput hitam ketika kelam malam pun tiba. Biduk kata, ia pun membawa episode peristiwa dengan pelbagai cerita tabiat manusia dan perjalanan kehidupan. Kata pun tak hanya kata, tetapi ada rasa, ada masa, ada jiwa, ada raga melarut (kadang) melaut rupa bak ungkapan. Apakah lelah di perjalanan, letih menghela kerja, lalai merangkai peka, luka karena kata? Ia ternyata mampu menggugah hasrat tetap ada dalam suasana apa dan bagaimana juga. artinya hidup menjadi ada dan berarti, (mungkin) buat sesuatu yang masih berguna
Lihat profil lengkapku
sudut tepak berinai. Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.