Jumat, 15 Maret 2013
Kamis, 07 Maret 2013
d i a l o g i m a j i
Buat : Kawan Chavez, selamat jalan
semoga setiap jejak jadi inspirasi kawan-kawan
apa yang kau berikan pada dunia
lelaki itu menjawab, " dari ubun-ubun
hingga kaki ada rakyat. dari laki-laki
dan perempuan semua berserikat
lalu tak ingin terjerat dalam liberalisasi sekarat."
apa yang kau berikan pada rakyat
lelaki itu menjawab, " venezuela
yang bermartabat, negara milik rakyat
lalu tangan-tangan imperialis dijerat
agar sepakat tanah ini bukan tempat
kelahiran para penghianat."
apa yang kau berikan pada venezuela
lelaki itu menjawab, " sosialisme nyata
yang membuka mata hati setiap warga
percaya pada negara ini berdaulat
percaya pada pemimpin yang kuat
bukan kompromi-kompromi yang sesat
mencari untung-untung yang sesaat."
apa yang kau berikan pada sahabat
lelaki itu menjawab, " semangat dan tanggungjawab
buat pilihan-pilihan yang kita buat
bukan mencari hebat, tapi jalan yang tepat
ketika rakyat terus diperalat
jalan kesejahteraan dan kemakmuran disumbat."
apa yang kau berikan pada kerabat
lelaki itu menjawab, "kesetaraan yang kuat
dan semangat persamaan sederajat
dalam koridor negara berdaulat
rakyat kuat , venezuela dihormat."
zulkarnain siregar
tujuhmaret2013
Jumat, 01 Maret 2013
Buat sahabatku Bung Ahmad Arief Tarigan dan Hujan Tarigan
kupesan... ini
sepiring nasi goreng kaki lima
dan secangkir kopi hitam, kawan
petang mungkin hingga malam
mari kita ulang rindu yang mengangkang
di meja segi empat ini juga
suara lalu dicipta dari kata yang tak memenjara
lelaki muda menanti hujan sahabat setia
perempuan-perempuan belia terus menyulam kata
sembari bermultimedia
dari kata yang terucap
rindu mulai terasa, diskusi mulai dihela
ia lelaki yang belajar di seberang sana
rambut lebat, garis-garis muka mulai mencerna
gelisah didada mulai dibuka : kota tak lagi kenal dia
hujan tiba
suara mulai bermakna
tiris itu jelas ada di depan mata
kadang dibawa angin ke utara
kadang diayun entah kemana-mana
tapi cerita mulai menjelajah eropa
kadang ke yunani tua, kadang ke cina dan rusia
tapi sungguh itu awal mulai bicara tentang suara
suara-suara yang menjadi kata
suara-suara yang membingkai sastra
suara-suara yang membahasakan raga
suara-suara yang lalu berhenti di tanda
suara-suara yang tak jadi nada
lalu di kepala ada angan-angan akademia
ketika socrates berdialektika di bawah pohon-pohon tua
anak-anak muda yang tumbuh tak cuma karena norma-norma
dari tangan-tangan yang membelenggu ranah afeksia
tanpa kepekaan pada zaman yang belum tentu sama
perempuan belia mulai bicara
mencari kata yang tak lagi memenjara
setiap kata dalam gerak dan suara
" mengapa ? "
" mengapa ? "
sadar mulai menjelma
bahwa suara-suara tak harus berhenti di tanda
bahwa suara-suara hilang dari bahasa raga
lelaki di seberang sana
lalu menanti jiwa-jiwa yang merdeka
dari akademia suara hujan yang ada
hingga reda dari awan gelap di atas sana
pinang corner, 28 pebruari 2013
oleh : lentera Bias Jingga
Langganan:
Postingan (Atom)