Minggu, 15 Mei 2011

ringkih menyurat toba

by Zulkarnain Siregar on Monday, May 16, 2011 at 4:29am

malam larut bergelut dalam hening

tinggalkan bulan redup temaram

mengintip dari celah ranting tusam

yang meranggas,luruh dan luka birat

birat membekas pada seluruh tubuh

di bukit-bukit para datu silsilah marga

yang kini tak lagi terhalang pandang,

lapang, hingga ajal menjelang

satu-satu dedaun punah, ilalang tak

lagi merentang aral, batu-batu cadas

lunglai, rerumput tak tumbuh berpucuk

pun tiada hendak meretas tunas, sebab

batang-batang dahan berbaris pikun

di atas truk-truk yang memanggang siang

mengangkang di jalan-jalan lintas pematang

sepanjang kaki bukit toba

bawa kemana akar-akar yang disemai

leluhur memagar dinding bukit-bukit itu?

yang menjaga hari-hari menanam dan

hari-hari menebang pohon dalam somba

debata mula jadi na bolon, maknai pohon

pun memanen selaras alam merepih masa

tak seperti meluruh dedaun pinus bahkan

cemara di belantara padang yang meranggas

demi harga keserakahan, menitip petaka

bawa kemana air di pancuran yang alir-mengalir

dari lereng-lereng bukit , walau esok pagi surya

jatuh tak lagi dalam beningnya telaga mereguk dingin?

by: Zulkarnain Siregar

Tidak ada komentar: