kujemput cintamu
di stasiun pagi itu,
Fat....
embun masih menitik
dari kelopak putik anggrek bulan
di taman depan paviliun kontrakan
kita , masih kau ingatkah?
aku dibuai dingin yang mengirim
kerinduan beranting-ranting
dalam kalbu yang tak luput pilu
seakan tak ingin pergi jauh
meninggalkanmu, Fat..
jalan di depan itu belum beraspal
ketika kau pergi dariku.
janji belum semanis bibir
para perayu waktu terus bergilir
lidah memang tak bertulang
menari-nari di atas altar meracun makna
perjalanan perjuangan
hilang lalu dirundung malang
negeri hampir-hampir tak bertuan
yang sempat lena dibuai indahnya
janji bertubi-tubi dari dasawarsa
senandung reformasi, hampir basi
sebelum mentari membakar siang
di jalan-jalan gentayang para peri
Fat...ini negeri hampir tak bersendi
idiologi dicari-cari , yang ada dicaci
maki lalu dikebiri dalam kendi
Fat...
biarkan aku menjemputmu
di stasiun pagi dan kita menyulam
arti jutaan nyawa syuhada negeri
aku takkan mencari-cari jatidiri
sebab nafas itu ada dalam diri
By: Zulkarnain Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar