kalau malam lekang
kupegang jemari manismu
lalu kukalungkan cincin warisan ibu
nikel putih berbatu zamrud beludru
tak sedikit apa terbayang asa
kau mesti seperti ibu-ibuku dari tanah melayu
hingga pargarutan, yang melahirkan aku dalam ayunan
irama serampang dua belas, kain panjang dan setepak sirih
yang membesarkanku dengan onang-onang setiap malam
jelang aku ke peraduan, dongengkan si sampuraga dan panasnya
air belerang di bawah gunung sibual-buali, dekat surau tua
kalau malam lekang
lagi-lagi kupegang jemari manismu
membayangkan aku mengalungkan cincin warisan ibu
nikel putih berbatu zamrud beludru, dibelinya ketika onan di batang toru
tapi bait-bait tuturmu mirip ibu yang melahirkan aku dari melayu
bersantun dalam pantun berkelakar dari seloka dan berdendang pada gurindam
mirip ibu yang membesarkan aku dari pargarutan
muda gakgak halimponan, muda hunduk dapotan na tartar
namun tiadalah seperti na margonti soluk songon na maridi
lalu pada jemari manismu lukisan ibu mewarnai waktu-waktuku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar