masih ada sebait melati
tersimpan di hati
walau taman
tak penuhi
janji
karena kemarau
belum berganti
by ZS
masih ada sebait melati
tersimpan di hati
walau taman
tak penuhi
janji
karena kemarau
belum berganti
by ZS
kalau malam lekang
kupegang jemari manismu
lalu kukalungkan cincin warisan ibu
nikel putih berbatu zamrud beludru
tak sedikit apa terbayang asa
kau mesti seperti ibu-ibuku dari tanah melayu
hingga pargarutan, yang melahirkan aku dalam ayunan
irama serampang dua belas, kain panjang dan setepak sirih
yang membesarkanku dengan onang-onang setiap malam
jelang aku ke peraduan, dongengkan si sampuraga dan panasnya
air belerang di bawah gunung sibual-buali, dekat surau tua
kalau malam lekang
lagi-lagi kupegang jemari manismu
membayangkan aku mengalungkan cincin warisan ibu
nikel putih berbatu zamrud beludru, dibelinya ketika onan di batang toru
tapi bait-bait tuturmu mirip ibu yang melahirkan aku dari melayu
bersantun dalam pantun berkelakar dari seloka dan berdendang pada gurindam
mirip ibu yang membesarkan aku dari pargarutan
muda gakgak halimponan, muda hunduk dapotan na tartar
namun tiadalah seperti na margonti soluk songon na maridi
lalu pada jemari manismu lukisan ibu mewarnai waktu-waktuku
hening menemanimu
meluruh kata yang tertatih
dalam bayang-bayang rapuh
di atas malam yang menyimpan
sebait pesan
" lalu hati meresap dalam pikiran
mengapa kebebasan mengurung
kedamaian?"
kupanggil malam
dari persembunyiannya
di balik bulan setengah terang
lalu kubalut
dengan tudung panjang
agar pagi tak sempat meradang
amboi...
kata tersipu malu
lalu mencari-cari malam
di ujung waktu,lambat laun tenggelam
dalam rayu bulan setengah temaram
malam pun lekang
by : ZS
diammu
menyimpan pendam
rangkaian pesan yang datang
dari masa depan
pun langit malam bertengger
di tiang-tiang lampu
yang taklagi bercahaya
tertelan larut dalam temaram
ada kaki menerjang carutmarut
sisa-sisa silam yang tegak merasuk
kehidupan bergelimpangan dari peron
hingga selasar jalan, terlukis persis
geliat gelap legam
hingga ke pori-pori
malam,
lalu bangkit terengah-engah pun
hendak memecah dinding angkuh
yang penuh bayang-bayang diri
tinggalkan sisa-sisa mengekang
kerinduan dari balik mimpi-mimpi
yang menawan logika
dan kepedulian
diammu menyimpan pendam
sejuta harapan yang datang
dari masa depan
begitu sebuah pesan
selalu tak terhiraukan
maka hari - hari ini :
diam adalah janji bukan pilihan
diam adalah kemuakan
diam adalah murka
yang menetas
jadi buas
memangsa nurani
dan menelan rasa peduli
hingga hidup penuh basa basi
by : zs