Zulkarnain Siregar (Oppungleladjingga)

Sajak bebas, Syair dan Pantun

Kamis, 28 Oktober 2021

Diposting oleh zulkarnain siregar/lentera bias jingga/lentera langit jingga di 06.49.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Jejak Waktu

  • oretan yang terserak

ketika berproses

  • ►  2010 (124)
    • ►  Maret (24)
    • ►  April (13)
    • ►  Mei (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Agustus (21)
    • ►  September (8)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  November (8)
    • ►  Desember (13)
  • ►  2011 (71)
    • ►  Januari (10)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Maret (15)
    • ►  April (7)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  November (7)
    • ►  Desember (8)
  • ►  2012 (75)
    • ►  Januari (5)
    • ►  Juli (30)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  September (19)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Desember (5)
  • ►  2013 (143)
    • ►  Januari (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Maret (4)
    • ►  April (22)
    • ►  Mei (21)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Juli (32)
    • ►  November (43)
    • ►  Desember (9)
  • ►  2014 (41)
    • ►  April (35)
    • ►  Agustus (6)
  • ►  2015 (5)
    • ►  Januari (5)
  • ▼  2021 (1)
    • ▼  Oktober (1)
      • Tanpa judul

yang kupikirkan

Foto saya
zulkarnain siregar/lentera bias jingga/lentera langit jingga
Entah itu sajak, puisi atau pantun dan apalah namanya, bagiku dia adalah "sungai" yang setia membawa biduk kata-kata mengalir ke muara makna yang serba suasana. "Sungai" yang lebar, tenang dan bening mengalir dari hulu suara-suara yang menyulam kata, menjadi larik di tepian rasa serta menjadi bait di hilir amanat yang terjaga. Tampak ikan-ikan bermain di dasar, pun ganggang hijau yang merawatnya dari keserakahan tuba dan bubu para pencari jurung dan siput hitam ketika kelam malam pun tiba. Biduk kata, ia pun membawa episode peristiwa dengan pelbagai cerita tabiat manusia dan perjalanan kehidupan. Kata pun tak hanya kata, tetapi ada rasa, ada masa, ada jiwa, ada raga melarut (kadang) melaut rupa bak ungkapan. Apakah lelah di perjalanan, letih menghela kerja, lalai merangkai peka, luka karena kata? Ia ternyata mampu menggugah hasrat tetap ada dalam suasana apa dan bagaimana juga. artinya hidup menjadi ada dan berarti, (mungkin) buat sesuatu yang masih berguna
Lihat profil lengkapku
sudut tepak berinai. Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.