kemarau kota tua
by Lentera Langit Jingga (Notes) on Tuesday, June 25, 2013 at 2
Buat : Kota yang Usianya 423 tahun, Lalu mau jadi apa?
Terbesar Ketiga, Tapi Ruang Hijau tak Punya
Ruang Bercengkerama Buat Keluarga dan Warga Kota minus tanpa upaya
kulihat pohonpohon mengering
dikanankiri jalan utama
kota tua peninggalan Belanda
yang sempat jadi Paris Van Sumatera
dedaunan menguning kering
ranting meranggas batang mengeras
bulan memanas kemarau melanda kota
rumputrumput semakin tak berdaya
lihatlah wajah kota
lesu, kehilangan gairah cinta
seperti tak mampu menampung beban derita
kemacetan jalan raya
sumpeknya ruang tata kelola
gedunggedung muncul begitu saja
tanpa nyawa tanpa rasa tak berbicara
kulihat pohonpohon tua
di lapangan merdeka hidupnya merana
daun tinggal seberapa
ranting pun luka-luka
dahan menanti akhir usia
mungkin kemarau
esok jadi biang bencana
akan mengakhiri kota tua
setelah lelah sekian lama bercengkerama
dengan orangorang terdidik kota
akan datang kemarau
menampar muka kita
bersama angin dan percikan debu panas
bakar pohonpohon kering
ranting-ranting meranggas rerumputan tandas
kota membara di balik dinding bilikbilik menara
kulihat kemarau dalam dada
terus mendekat saja
dan jendela mata yang sedikit terbuka
kota tak lagi merasa apaapa
hidup segan mati dibiar tak berkeranda
lentera langit jingga
medan, 25 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar