jemari lentik menari-menari di senar dawai
gitar kecil bocah pengamen perempatan
pondok kelapa.
aku sesaat terpana
iba mengelora seluruh dada
kutaksir-taksir usiamu baru seberapa
kau begitu yakin pada hidup
adalah taruhan kerja untuk sesuap nasi
dari iba-iba lewat sepicis recehan
yang kaucoba senandungkan pada
setiap orang-orang tiba lalulalang
siang hingga petang membentang
di petak persimpangan itu
garis-garis jalan begitu kau hapal,
seperti hapalanmu akan petikan dawai
yang kau ikat denga cup aqua
di ujung senar gitar kecil
lalu raut-raut para pengiba begitu kau paham,
seperti pahamnya kau tentang nasib yang mencampakkan
kau ke jalan-jalan, atas nama kemiskinan
bocah kecil pengamen perempatan, hidupmu tak cuma penghias jalan
menjaga bulan ketika malam ,tiada masa kemanjaan riang seusiamu sayang
bocah kecil pengamen perempatan, kau adalah cermin kehidupan
yang retak di serambi-serambi peradaban kota penuh kekerasan
bocah kecil pengamen perempatan, kau adalah kurikulum pendidikan
buat anak-anak yang cuma menumpang kebesaran atas nama kekuasaan
bocah kecil pengamen perempatan, kaulah saksi keadilan yang lenyap di jalan-jalan
kebenaran dan perjuangan atas nama kemanusiaan yang tinggal cuma dalam hapalan
By: Zulkarnain Siregar
12 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar