gelembung nada mengurung ruang palka
delapan kali tujuh pun rupa ornamen tua
lampau tergantung pada dinding-dinding
bata tanpa plester penuh script symphony
mozart dan bethoven silih memukau rasa
malam-malam yang hanya dihiasi berapa
kejora di tenggara kota, hasrat cinta kita
menemu warna belia-belia semerbak rasa
ingin kubetulkan dudukku tatkala menatap
biru matamu dalam bayangan sinar violet
yang jatuh tepat di atas meja menembus
gelas sampanye tetamu kedua sebelum
purnama beranjak ke atas langit-langit
malam. di atas meja ketiga ada kelopak
zafira dan kembang anting-anting hijau
muda tergeletak dari sapuan cahaya
halogen yang memecah kelam sudut itu
beranjak perlahan sayup mengalun lalui
celah-celah ruang, aku menikmati wajah
mu lewat suara berat Nat King Cole yang
berkisah tentang Monalisa
...............................................
Do you smile to tempt the lover, Mona lisa?
or is this your way to hide a broken heart?
Many dreams have been brought to your doorstep
They just lie there and they die there
Are you warm, are you real, Mona lisa?
Or just a cold and lonely lovely work of art
Kupahami dari caramu menguas kanvas
lalu menarik lengkung oval yang diterangi
dengan bias cahaya yang penuh dengan
rasa kekaguman.
aku lalu meremas jemari malam tanpa
sampanye dan toast yang menggetarkan
bibir para peramu kata dan penari makna
dalam kegenitan romansa meja berdua
malam pun pergi tanpa meninggalkan apa-apa
by : Zulkarnain Siregar
Thursday night, 14/04/2011